Rais Aam PBNU: ‘Indonesia Bukan Negara Islam’

8 tahun ago admin 0

JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Halal Bihalal di auditorium Lantai 8 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Jumat (7/7/2017) malam.

Segenap jajaran PBNU, pimpinan pusat Badan Otonom (Banom) NU, Lembaga PBNU, sejumlah pejabat negara, dan masyarakat umum hadir dalam agenda yang digelar lesehan tersebut.

Saat menyampaikan taushiyah, Rais ‘Aam PBNU, KH Ma’ruf Amin, menyampaikan bahwa tugas wajib NU adalah menjaga keutuhan bangsa Indonesia yang dimulai dari mengutuhkan Nadliyin dan mengutuhkan umat Islam.

Dikutip dari NU Online, kiai yang kini berusia 74 tahun itu berharap kegiatan tersebut bisa menjadi sarana pengembangkan pengabdian organisasi.

“Kita jadikan suasana Idul Fitri ini untuk meningkatkan kinerja kita ke depan” ujar Kiai Ma’ruf.

Selain itu, pakar Fiqih Mu’amalah ini berpendapat bahwa negara terbentuk karena adanya hubungan saling membutuhkan atau interdependensi. Menurutnya, hal ini harus dipertahankan, karena merupakan karakter manusia.

Lebih lanjut lagi, pimpinan tertinggi Nahdlatul Ulama ini juga menyampaikan konsep negara Indonesia berdasarkan perspektif agama.

“Negara kita jika dilihat dari perspektif Islam, bukan darul islam (negara Islam), bukan darul kufri (negara kafir), bukan darul harbi (negara perang), tapi darul shulh (negara perdamaian). Jadi hubungan Islam dengan non-Islam merupakan hubungan mu’ahadah dan musholahah,” paparnya, seperti dilansir akun instagram resmi PBNU.

Hadir pula dalam kesempatan ini Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, dan sejumlah pejabat lainnya.

Reporter: Ahnu
Editor: Taufiqurrahman