Mahasiswa Alumni Sidogiri Ikut Tolak FDS

8 tahun ago admin 0

PAMEKASAN – Penolakan terhadap  PERMEN (Peraturan Menteri) Pendidikan dan Kebudayaan terkait dengan Full Day School (FDS) kembali bermunculan. Setelah Ikatan Alumni Santri Sidogiri (IASS) kini Harakah Mahasiswa Alumni Santri Sidogiri (HMASS) juga turut menyatakan penolakannya. (Baca juga: Petisi Tolak FDS IASS Capai 3.000 Tanda Tangan)

Penolakan ini disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat HMASS, Kiai Syamsul Arifin Munawwir, saat dihubungi NU Online Pamekasan melalui telpon selulernya, Rabu (28/6/2017).

Menurut Mas Syamsul-sapaan akrabnya-jika ditetapkan sebagai PERMEN, FDS dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi keberlangsungan pendidikan diniyah.

“Kalau dipaksakan FDS diberlakukan di seluruh sekolah di Indonesia, berangkat pagi pulang sore, tentu madrasah diniyah yang masuk sore atau siang akan terkena dampaknya,” tutur Mas Syamsul.

Seharusnya, sekolah diberi kebebasan apakah akan menerapkan FDS atau tidak, seperti sebelumnya.

Sebagai langkah konkret penolakannya, HMASS sudah mendiskusikan PERMEN tersebut dengan berbagai pihak. Selain itu, HMASS juga membantu IASS dalam upaya pengumpulan 3011 tandatangan petisi penolakan FDS.

“Ribuan petisi menolak FDS terkumpul dalam waktu empat hari saja. Menunjukkan bahwa rakyat tidak nyaman dengan kebijakan FDS ini. PBNU, MUI, KPAI, dan lain-lain juga menolak FDS. Pemerintah sepantasnya menerima aspirasi ini,” papar Mas Syamsul.

Mas Syamsul melanjutkan, bahwa HMASS bersama-sama IASS akan terus mengawal petisi tersebut.

“Bila FDS diberlakukan tanpa mendengarkan aspirasi penolakan dari berbagai pihak, tentu akan ada tindakan lanjutan,” pungkasnya.

Reporter : Ahnu
Editor : Taufiqurrahman